Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisa
Di samping defenisi tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi
Sedangkan menurut Sunarta (1985 : 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kesulitan Belajar Dan Masalah Belajar Pada Siswa SD, SMP, SMU/K, PT
Menurut Drs Oemar Hamalik, (2005:117) factor-faktor penyebab kesulitan belajar antara lain :
(a) Factor-faktor yang bersumber dari diri sendiri
Yang kita maksud dengan factor ini ialah factor yang timbul dari siswa itu sendiri. Factor itu juga disebut factor intern, factor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan studi seorang siswa. Factor demikian sering kali tidak disadari oleh siswa yang bersangkutan atau walaupun disadari ia menganggapnya remeh dan sama sekali tidak berusaha menghilangkan dan memperbaikinya.
Sebab-sebab yang tercakup dalam golongan ini ialah sebagai berikut :
Tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas.
1) Kurangnya minat terhadap bahan pelajaran.
2) Kesehatan yang sering terganggu.
3) Kecakapan mengikuti pelajaran.
4) Kebiasaan belajar.
5) Kurangnya penguasaan bahasa.
(b) Factor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
Hambatan terhadap kemajuan studi tidak saja bersumber dari diri siswa sendiri, akan tetapi kemungkinan juga bersumber dari sekolah itu sendiri. Sebab-sebab seperti di bawah ini bisa menimbulkan hambatan kemajuan studi, dan dengan sendirinya menjadi tanggung jawab untuk memperbaikinya. Factor-faktor itu antara lain :
1) Cara memberikan pelajaran.
2) Kurangnya bahan-bahan bacaan.
3) Kurangnya alat-alat atau prasarana sekolah.
4) Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan.
5) Penyelenggaraan pelajaran terlalu padat
(c) Faktor-faktor yang berumber dari keluarga
Kita mengetahui bahwa sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Karena itu aspek-aspek kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan studi, bahkan mungkin juga dapat dikatakan menjadi factor dominant untuk sukses disekolah. Factor-faktornya antara lain:
1) Masalah kemampuan ekonomi.
2) Masalah broken home
3) Kurangnya control orang tua
(d) Factor-faktor yang bersumber dari masyarakat
Penggunaan istilah masyarakat dalam hal ini sangat terbatas, hanya saya ambil beberapa contoh saja. Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan studi para siswa, akan tetapi ada beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang bisa menggangu kelancaran studi siswa, dan tentunya yang erat berhubungan dengan diri siswa itu sendiri. Diantaranya :
1) Gangguan dari jenis kelamin lain.
2) Sekolah sambil bekerja.
3) Aktif berorganisasi.
4) Tidak dapat mengatur waktu rekkreasi dan waktu senggang.
5) Tidak mempunyai teman belajar bersama.
Jenis-Jenis Kesulitan Belajar di SD, SMP, SMU/K, PT
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, jenis-jenis kesulitan belajar diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities.
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Dari sedikit penjelasan diatas, dirasakan bahwa orangtua perlu mengetahui bentuk kesulitan belajar yang dialami oleh putra/puteri mereka agar lebih mengerti bentuk kesulitan yang putera/puteri mereka hadapi. Banyak orangtua yang juga bertanya dan bingung tentang pendidikan dan prestasi belajar anak, baik di sekolah maupun dirumah.
Bahkan belajar menjadi 4 golongan masalah yang biasanya terjadi pada anak kita. Pada dasarnya seorang anak memiliki 4 masalah besar yang tampak jelas di mata orang tuanya dalam kehidupannya yaitu:
1. Out of Law / Tidak taat aturan (seperti misalnya, susah belajar, susah menjalankan perintah, dsb)
2. Bad Habit / Kebiasaan jelek (misalnya, suka jajan, suka merengek, suka ngambek, dsb.)
3. Maladjustment / Penyimpangan perilaku
4. Pause Playing Delay / Masa bermain yang tertunda
Upaya-Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melalui Pelayanan Bimbingan Konseling
Upaya-upaya yang di lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar melalui pelayanan bimbingan konseling ialah dengan memberikan layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
_
Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisa
Di samping defenisi tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi
Sedangkan menurut Sunarta (1985 : 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kesulitan Belajar Dan Masalah Belajar Pada Siswa SD, SMP, SMU/K, PT
Menurut Drs Oemar Hamalik, (2005:117) factor-faktor penyebab kesulitan belajar antara lain :
(a) Factor-faktor yang bersumber dari diri sendiri
Yang kita maksud dengan factor ini ialah factor yang timbul dari siswa itu sendiri. Factor itu juga disebut factor intern, factor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan studi seorang siswa. Factor demikian sering kali tidak disadari oleh siswa yang bersangkutan atau walaupun disadari ia menganggapnya remeh dan sama sekali tidak berusaha menghilangkan dan memperbaikinya.
Sebab-sebab yang tercakup dalam golongan ini ialah sebagai berikut :
Tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas.
1) Kurangnya minat terhadap bahan pelajaran.
2) Kesehatan yang sering terganggu.
3) Kecakapan mengikuti pelajaran.
4) Kebiasaan belajar.
5) Kurangnya penguasaan bahasa.
(b) Factor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
Hambatan terhadap kemajuan studi tidak saja bersumber dari diri siswa sendiri, akan tetapi kemungkinan juga bersumber dari sekolah itu sendiri. Sebab-sebab seperti di bawah ini bisa menimbulkan hambatan kemajuan studi, dan dengan sendirinya menjadi tanggung jawab untuk memperbaikinya. Factor-faktor itu antara lain :
1) Cara memberikan pelajaran.
2) Kurangnya bahan-bahan bacaan.
3) Kurangnya alat-alat atau prasarana sekolah.
4) Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan.
5) Penyelenggaraan pelajaran terlalu padat
(c) Faktor-faktor yang berumber dari keluarga
Kita mengetahui bahwa sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Karena itu aspek-aspek kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan studi, bahkan mungkin juga dapat dikatakan menjadi factor dominant untuk sukses disekolah. Factor-faktornya antara lain:
1) Masalah kemampuan ekonomi.
2) Masalah broken home
3) Kurangnya control orang tua
(d) Factor-faktor yang bersumber dari masyarakat
Penggunaan istilah masyarakat dalam hal ini sangat terbatas, hanya saya ambil beberapa contoh saja. Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan studi para siswa, akan tetapi ada beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang bisa menggangu kelancaran studi siswa, dan tentunya yang erat berhubungan dengan diri siswa itu sendiri. Diantaranya :
1) Gangguan dari jenis kelamin lain.
2) Sekolah sambil bekerja.
3) Aktif berorganisasi.
4) Tidak dapat mengatur waktu rekkreasi dan waktu senggang.
5) Tidak mempunyai teman belajar bersama.
Jenis-Jenis Kesulitan Belajar di SD, SMP, SMU/K, PT
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, jenis-jenis kesulitan belajar diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities.
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Dari sedikit penjelasan diatas, dirasakan bahwa orangtua perlu mengetahui bentuk kesulitan belajar yang dialami oleh putra/puteri mereka agar lebih mengerti bentuk kesulitan yang putera/puteri mereka hadapi. Banyak orangtua yang juga bertanya dan bingung tentang pendidikan dan prestasi belajar anak, baik di sekolah maupun dirumah.
Bahkan belajar menjadi 4 golongan masalah yang biasanya terjadi pada anak kita. Pada dasarnya seorang anak memiliki 4 masalah besar yang tampak jelas di mata orang tuanya dalam kehidupannya yaitu:
1. Out of Law / Tidak taat aturan (seperti misalnya, susah belajar, susah menjalankan perintah, dsb)
2. Bad Habit / Kebiasaan jelek (misalnya, suka jajan, suka merengek, suka ngambek, dsb.)
3. Maladjustment / Penyimpangan perilaku
4. Pause Playing Delay / Masa bermain yang tertunda
Upaya-Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melalui Pelayanan Bimbingan Konseling
Upaya-upaya yang di lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar melalui pelayanan bimbingan konseling ialah dengan memberikan layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
_